THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 24 Februari 2011

Siapa nama kudamu ?

Diantara bentuk ketololan ajal bin lujaim, bahwa pernah ia di Tanya , “siapa nama kudamu ?” ajal bin lujaim pergi ke tempat kudanya , kemudian ia mencukil salah satu matanya , kemudian ia berkata , “aku menamakan kudaku si buta sebelah .”
Selengkapnya...

Celaka engkau, apa ini ?

Juha disuruh ayahnya membeli kepala kambing panggan , kemudian juha membelinya . setelah membelinya juha duduk di jalan , kemudian ia memakan kedua mata kepala kambing panggang tersebut , kedua telinganya , lidahnya , dan otak nya , kemudian sisa nya ia berikan kepada ayah nya . Ayahnya berkata , “celaka engkau wahai juha, apa ini ” juha menjawab , “itu kepala kambing panggang yangengkau pesan .” ayah nya bertanya “Mana kedua matanya juha?” juha menjawab “kambing tersebut buta .” Ayah nya bertanya , “mana kedua telinganya ?” juha menjawab , “Ia tuli.”ayah nya bertanya “mana lidah nya?”menjawab “Ia bisu.” Ayah nya bertanya , “Mana otak nya?” juha menjawab , “Ia tidak berotak .” Ayah nya berkata “Celaka engkau , kembalikan kepala kambing panggang ini dan mintalah ganti kepada penjual nya !?”
Selengkapnya...

Kenapa engkau melakukan hal ini ?

Padasuatu hari , juha membeli tepung , kemudian ia menyuruh kuli pasar untuk mengangkut nya , namun kemudian kuli pasar kuli pasar tersebut kabur membawa tepung juha . beberapa hari kemudian , juha melihat kuli pasar tersebut , kemudian ia bersembunyi dari padanya . seseorang bertanya kepada juha, “kenapa engkau melakukan hal ini ?” juha menjawab , “aku khawatir dia meminta upah dari ku !?”
Selengkapnya...

Sesungguhnya para penggali tidak mau menggali kuburan kecuali dengan lima dirham

Tetangga juha meninggal dunia , kemudian ia pergi kepada penggali kubur dan memerintah nya menggali kuburan untuk tetangganya , namun keduanya tidak sepakat tentang ongkos kerja menggali kuburan . kemudian juha pergi ke pasar . di pasar juha membeli kayu seharga dua dirham , dan membawanya pulang . ketika juha di Tanya tentang kayu tersebut , juha menjawab , “sesungguhnya tukang gali kuburan tidak mau menggali kuburan kecuali dengan ongkos minimal lima dirham . aku beli kayu iniseharga dua dirham , kemudian kita salib orang ni di atas nya . jadi kita memperoleh keuntungan tiga dirham , selamat dari himpitan kubur , dan pertanyaaan munkar , dan nankir !?”
Selengkapnya...

Jika aku berada di dalam nya , bukankah aku jatuh bersamanya ?

Si fulan berkata kepada juha , “aku mendengar teriakan di rumah mu.” 
Juha berkata , “pakaian ku jatuh dari atas.” 
Si fulan tersebut berkata , “mengapa pakaian tersebut jatuh dari atas ?” 
juha berkata . “hai orang dungu , seandainya aku berada di dalamnya ,
 bukankah aku jatuh bersamanya ?” 
Selengkapnya...

ADA KEBAHAGIAAN DI BALIK ISTIQOMAH

Istiqomah, menurut definisi Al-Hafizh Ibnu Rojab Al0Hanbali –rodiyallahuanhu (Jami’ul ‘Ulum wa Hikam) ialah senantiasa berada di atas siroth mustaqim (jalan yang lurus), yakni agama yang lurus, tidak menyimpang ke kanan maupun ke kiri,mencangkup seluruh ketaan dan meninggalkan larangan yang zhohir maupun yang batin.
Sesuai dengan definisinya, istiqomah merupakan hal yang tidak semua orang sanggup melakukannya. Kenyataan yang terjadi, banyak orang dilanda krisis istiqomah ini. Krisis istiqomqh telah melanda kaum laki-laki maupun perempuan. Tidak sedikit kita jumpai saudara kita yang menjadi kendur semangat ibadah sebab tidak menghadapi arus gelombang kehidupan.memang, dalam kehidupan seseorng, banyak hal yang terjadi yang sangat berpengaruh dalam kualitas istiqomahnya. Salah satu contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah kehidupan berteman, oleh sebab itu, Rosulullah –sholallahu’alaihi wa salam- bersabda:
“seseorang itu menurut agama sahabat karibnya, maka hendaklah seseorang diantar kalian memperhatikan orang ysng ia jadikan temannya.” (HR. Abu Dawud:4193, Tirmidzi:2300, dihasankan oleh al-albani)
Ketika seseorang berkawan dengan orang yang sholih,maka ia bisa mendapatkan faedah dari kesholihan kawannya sehingga ia pun menjadi seorang yang shlih dan istiqomah diatas kesholihan. Sebaliknya apabila ia berkawan dengan orang tholih (tidak sholih) maka keistiqamahannya akan goyang dan menurun sehingga ia pun bisa ikut menjadi tholih meski sebelumnya ia seorang yang sangat sholih.

Hem, ada apa dengan istiqomah? Apa pentingnya istiqomah dalam hidup ini? Jika Qt nga’ tau keutamaan istiqomah maka Qt gak akan terpanggil tuk milikinya, but bukankah Qt amat mendambakan kebahagiaan hidup yang optimis menatap masa depan n gak pesimis ngliat masa lalu? Jika Qt mendambakan hal itu en dah mesti, so ketahuilah bahwa Alloh –subhanahu wa ta’ala- hanya menganugerahkan kebahagiaan hidup kepada mereka yang beriman en senantiasa istiqomah. Firman Alloh –subhanahu wa ta’ala- :
“sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Robb kami ialah Alloh, kemudian ia tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. Al-Ahqof:13-14)
Sungguh benar, dibalik istiqomah ada kebahagiaan. Semoga Alloh –‘aza wa jalla- menetapkan langkah kaki kita di atas istiqomah dan meneguhkan hati kita dengan keimanan dan menganugerahkan kebahagiaan, aamii....
Selengkapnya...

DZIKRULLAH

Dzikrullah adalah amalan yang utama, memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah –subhanahu wa ta’ala-, dan sangat besar pahalanya. Dzikrullah merupakan perkara yang paling agung yang Allah perintahkan dalam Al-qur’an dan melalui lisan Rosul-Nya. Dan Allah menjanjikan pahala yang sangat besar bagi pelakunya.
Bahkan dzikrullah adalah sebaik-baik amal di sisi Allah . abu darda berkata, Rasulullah bersabda :
“maukah kalian aku beritahu amalan yang terbaik, paling suci di sisi rajamu (Allah –subhanahu wa ta’ala-), paling dapat mengangkat derajat kalian dan lebih baik bagi kalian dari pada berinfaq dengan gunung emas dan perak serta lebih baik bagi kalian dari pada menyerbu musuh lalu kalian meninggalkan leher mereka dan mereka memenggal leher kalian ?” para sahabat menjawab : “tentu wahai Rasulullah.” Beliau melanjutkan: “yaitu dzikir kepada Allah –subhanahu wa ta’ala-.” (H.R. At-Tirmidzi/2374, Ibnu Majah/3790)

Rutin mengamalkan dzikrullah merupakan amal yang paling utama dan paling disukai Allah. Karena hakikatnya adalah mengisi waktu dan umur dengan mengingat Allah. Dan termasuk salah satu jenis jihad yang membuahkan takwa bagi pelakunya dan menjauhkannya dari fitnah-fitnah, syahwat dan nafsu yang selalu mengajak kepada kejahatan.
Beberapa perkara yang dapat membantu kita agar banyak berdzikir:
Mengetahui pahala yang Allah janjikan bagi orang-orang yang banyak berdzikir
Selalu membayangkan surga dan neraka dalam benaknya
Menghadirkan kebersamaan Allah, bahwasanya Dia senantiasa melihatmu dan mendengar ucapanmu
Menghadirkan di dalam hati bahwa dzikrullah akan menjadi pelindung dari setan yang senantiasa mengganggu manusia selama hayat dikandung badan
Mengetahui bahwa dzikir menjadi pengganti dari banyak ibadah dan menutupi kekurangannya
Memahami bahwa dzikir merupakan ibadah yang paling ringan yang dapat dilakukan oleh siapa saja, paling sedikit membutuhkan energi dan tidak perlu mengeluarkan harta
Memahami bahwa dzikir dapat membantu seseorang dalam menunaikan ibadah yang lain, disamping dzikir itu sendiri juga termasuk ibadah
Beberapa perkara yang perlu diperhatikan berkaitan dengan dzikrullah:
Perbanyaklah dzikir dalam setiap keadaan
Dzikir menutup kekurangan dalam ibadah lainnya dan termasuk perkara yang menjadikan seorang muslim senantiasa bersama Allah.
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut) nama Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab:41-42)
Aisyah –rodiyallahuanha- berkata:”Rosulullah –sholallahu ‘alaihi wa salam- senantiasa berdzikir kepada Allah dalam setiap keadaan” (HR. Muslim/3730)
Yakni dalam keadaan berdiri , duduk , ataupun berbaring . dalamsetiap waktudan keadaan kecuali ketika buang hajat .
Memadukan antara dzikir dengan hati, lisan dan anggota badan
Dzikir dengan hati yaitu menghadirlan kebersamaan Allah, pengawasan, keagungan, kemuliaan, dan kedekatan-Nya. Melafadzkan dzikir dengan lisan. Dzikir anggota badan yaitu dengan mengamalkan segala bentuk ketaatan kepada Allah.
Merendahkan suara
Ketika Rosulullah –sholallahu’alaihi wa salam- menyaksikan para sahabat beliau mengangkat suara mereka membaca takbir dalam sebuah perjalanan, beliau -sholallahu’alaihi wa salam- bersabda:
“wahai manusia! Tahanlah diri (rendahkanlah suara) kalian, sesungguhnya kalian tidaklah menyeru Dzat yang tuli dan jauh. Sesungguhnya kalian menyeru Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat. Dzat yang kalian seru lebih dekat kepada salah seorang dari kalian daripada leher tunggangannya.” (H.R. Bukhori/6384 dan Muslim/2704 dari Abu Musa)
Jauhi dzikir-dzikir bid’ah
Ini termasuk adab kepada Allah, yakni tidak beribadah kepada-Nya kecualidengan apa yang telah Dia syari’atkan.
Mendahulukan dzikir muqayyad daripada dzikir mutla
Apabila terdapat riwayat dari Nabi –sholallahu’alaihi wa salam- tentang dzikir tertentu pada tempat, keadaan atau waktu tertentu, maka dalam keadaan seperti itu dzikir tersebut lebih utama dari dzikir-dzikir yang lain
Perbanyak dzikir-dzikir yang ma’tsur (ada riwayatnya dari osulullah –shalallahu ‘alaihi wa salam-)
Yaitu dzikir-dzikir yang shohih dari Rosulullah-sholallahu’alaihi wa salam- lebih banyak daripada yang selainnya. Karena ini termasuk ittiba’ (mengikuti) sunnah beliau –sholallahu’alaihi wa salam-.
Selengkapnya...

AGAR IBADAH DITERIMA

Sholat dan ibadah-ibadah kita yang lain tidak akan diterima di sisi Alloh kecuali jika terpenuhi dua syarat:

Syarat pertama
Hendaknya amalan tersebut ikhlas kepada alloh, karena sesungguhnya Alloh tidak akan menerima amalan kecuali yang dimurnikan kepada-Nya. Firman Alloh –subhanahu wa ta’ala- ;
“ padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Alloh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus….” (Q.S. Al-Bayyinah:5)
“ katakanlah: Hanya Alloh saja yang aku sembahdengan memurnikan ketaatan kepadan-Nya dalam menjalankan agamaku.” (Q.S. Az-Zumar:14)

Syarat kedua
Hendaknya ittiba’ (mengikuti) Rosululloh –sholallohu ‘alaihi wa salam- , karena sesungguhnya Alloh tidak akan menerima amalan kecuali yang mencocoki dengan petunjuk Rosululloh –sholallohu ‘alaihi wa salam-.
Firman Alloh –subhanahu wa ta’ala- ;
“ apa yang diberi Rosul kepadamu, maka terimalah, dan apa yang dilarangya bagimu maka tinggalkanlah.” (Q.S. Al-Hasyr:7)
Sabda Rosululloh –sholallohu ‘alaihi wa salam- ;
“ barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan kami ini yang tidak ada padanya maka dia adalah tertolak” (dan di dalam lafadz yang lain) ” barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak berdaarkan urusan dari kami maka dia adalah tertolak” (HR. Bukhori(2499) dan Muslim(3243) )

Fudhoil bin ‘iyadh berkata tentang makna Firman Alloh –subhanahu wa ta’ala;
“ supaya Dia menguji kamu, diantara kamu yang lebih baik amalnya.”(Q.S. Al-Mulk:2) “Yaitu yang paling ikhlas dan paling benar.” Ditanyakan kepadanya: “Wahai Abu Ali apakah yang dimaksud yang paling ikhlas dan paling benar?” maka dia menjawab,” Sesungguhnya amalan jika dia ikhlas tetapi tidak benar maka tidak akan diterima, dan jika dia benar dan tidak ikhlas maka tidak akan diterima himgga menjadi ikhlas dan benar, dan ikhlas adalah jika diniatkan semata karena Alloh, dan benar jka berlandaskan dengan sunnah.” (diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Hilyatul auliya’ 8/95)
Firman Alloh –subhanahu wa ta’ala- ;
“ Katakanlah; “ Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku; bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah yang Esa.” Barangiapa mengharap perjumpaan dengan Robbnya, hendaklah ia mengerjakan amal yang sholih dan janganlah ia menyekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Robbnya.” (Q.S. Al-Kahfi;110)
Semoga kita diberi Alloh kemampuan dan kekuatan untuk mengamalkannya. Aamiin….

Selengkapnya...